Tuesday, 8 November 2016

Welfare State

Pagi ini saya iseng untuk menilik perkembangan ekonomi dunia, browsing kesana kemari dan akhirnya tertarik dengan satu topik, yaitu Welfare State. Saya pernah mempelajari tentang topik ini semasa di perkuliahan di Administrasi Negara dulu. Yang membuat saya tertarik dengan topik ini adalah karena saya masih bingung sebenarnya arah perekonomian Indonesia kita yang tercinta ini akan dibawa kemana. 

Sebagai negara yang mempunyai status sebagai negara berkembang, apakah Indonesia akan diarahkan menjadi negara adidaya, negara maju, atau negara sosialis ekonomis. Dengan kemajemukan yang Indonesia punya, saya rasa (ini saya rasa ya) Indonesia masih menjunjung tinggi yang namanya ekonomi berbasis kerakyatan. Sementara itu, gap ekonomi yang ada di Indonesia masih terlalu tinggi (saya rasa lagi) di mana ketimpangan ekonomi dan pendidikan (yang menurut saya adalah aspek dasar sebagai penentu tingkat ekonomi seseorang) masih timpang. 



Dengan menerapkan kebijakan Welfare State, saya melihat sebuah kemungkinan akan perekonomian yang lebih stabil dan membangun serta berdampak bagi kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dibandingkan jika Indonesia menerapkan sistem ekonomi liberal yang menyerahkan segalanya bagi mekanisme pasar (seperti yang masih saya lihat berjalan di Indonesia sampai pada saat ini). 

Sentimental akan bertambahnya orang 'yang ingin dibantu' memang pasti akan muncul, tetapi somehow saya rasa orang Indonesia mempunyai mental untuk bekerja dan meraih kesejahteraannya sendiri, let give our people that chance. Dengan begitu, mental yang ditinggalkan oleh pengalaman dijajah ratusan tahun akan pelan-pelan dikikis dari bangsa ini. Amin.

So, Bu SM, Bu Menteri Ekonomi yang baik hati, apakah pemikiran saya dapat diterima?
(Ngomong sama fotonya Bu SM di layar laptop)



Selamat pagi, selamat beraktifitas.
Dont be to serious today, just let have some positive and happy thought today :D


Thursday, 13 October 2016

Sharing is Caring

Helloooo from Ubud
(Postingan ini scheduled, tapi bikinnya emang pas lagi di Ubud, tepatnya di Seniman)

Yep, postingan hari ini temanya tentang sharing. Kenapa sharing? Ada dua hal yang bikin saya tergerak untuk bikin tema ini. Pertama, kemarin kepikiran aja karena kadang saya lebih memilih untuk tidak memposting atau taking picture about something that I see karena pengen menikmati suasana atau pemandangan itu hanya untuk saya sendiri. Atau, kalau diposting takutnya dikirain suka pamer hahahaha (padahal emang iya). Tapi ya, sisi positifnya dari pamer foto adalah itu tadi, orang lain bisa lihat dan dapat pengalaman seperti yang kita posting. Misalnya, kita pergi ke suatu tempat, lalu foto dan posting. Orang lain yang belum pernah ke tempat itu kan jadi tau, oh ada toh tempat kayak gitu. Dengan kata lain, bisa nambahin referensi orang lain. Bayangin aja kalau semua orang tingkat kemalasannya untuk posting itu seperti saya. Google rasanya bakal jadi kurang berguna, nggak sih? Ketik keyword, yang muncul referensinya hanya sedikit. Seperti yang saya alami ketika nyari keyword budidaya ikan tenggiri. Dikit broh.

Nah lalu yang kedua adalah karena we never know impact apa yang orang lain dapatkan dari postingan kita. Kayak misalnya postingan tentang happiness project saya bulan lalu, ternyata dipantau sama beberapa temen dan nanyain, bagus nggak sih? Apa sih itu? Aku mau bikin juga ah... In the other word, postingan kia ternyata bisa jadi inspirasi untuk orang lain juga. Tapi yang positif ya kasih inspirasinya.

Kayak tadi saya baca SWA, salah satu website favorite saya soalnya banyak sharing tentang pengalaman orang lain di bidang bisnis, baik yang masih muda dan sukses dengan bisnisnya, juga yang udah tua-tua bercerita tentang kiat-kiat dalam pengembangan karakter dan kunci sukses mereka. Selalu ada sharing dari CEO dari macem-macem perusahaan dan orang-orang yang keren lainnya. Lebih membangkitkan semangat aja baca yang positif begitu dibandingkan berita tentang kminalitas di website lainnya hahahaha

Selain sharing di dunia maya, sharing di dunia nyata juga nggak kalah penting juga dong pastinya. Sharing materi (duit, traktiran, kasi gift) ataupun hanya sekedar sharing cerita sama orang lain. Jadi introvert kadang-kadang perlu (kalau di rumah ibadah), tapi jadi extrovert juga seru kok. Hehehe

Nah saya lagi belajar lagi untuk yang terakhir itu. Banyakin ngobrol sama orang lain, baik sama orang yang udah kita kenal, maupun sama stranger yang cuma ketemu di line antrian check in bandara, duduk sebelahan di pesawat, maupun sama orang yang duduk sebelahan di coffee shop. Ada rewardnya juga kadang-kadang. Bisa jadi pengetahuan baru, misalnya baru tau kalau ada perusahaan BUMN yang namanya PT. XYZ (saya hampir ditoyor bapaknya karena baru tau perusahaan itu) dan bisa juga dapat roti gratis di saat laper-lapernya di penerbangan lanjutan dari ibu-ibu baik hati (yang akhirnya saya panggil tante) karena ramah menyapa dan ngajak ngobrol selama di pesawat :))

So, lets spread the love more each day kawan-kawan :))
Sharing is better :))


Wednesday, 12 October 2016

Kangen Bapak

Daddy's little princessnya lagi kambuh nih. Hahaha

Sudah bukan jadi rahasia lagi kayaknya kalau saya itu anaknya kebapakan banget. Kalau bahasanya orang-orang, anak kesayangan Bapaknya. Tapi menurut saya karena saya emang anaknya Bapak sih hehehe. Jadi ceritanya, sebelum saya berangkat ke Bali, Bapak itu lagi getol-getolnya nyuruh saya untuk selesein kuliah S2. Sampai bela-belain datengin langsung ke kampus hanya buat nanyain kejelasan perkuliahan saya, padahal saya udah jelasin by phone persis sebelumnya.

Nah pas saya bilang saya ada undangan interview di Bali, Bapak bilang, "Kalau Bapak sih sarannya kita (kita loh) selesaikan dulu S2-nya ini kan, nanti kalau sudah selesai, ya terserah mau kemana. Maunya Bapak lanjut S3 lagi pelan-pelan, pokoknya lanjut terus. Kakak itu punya modal, pinter, jago bahasa Inggris (???) Tapi ya itu saran Bapak ya, kalau kakak ada pertimbangan lain, ya kita bicarakan. Kalaupun memang nanti stay-nya di Bali, kita lihat situasinya. Bapak nanti datang kesana." 

Wakwaw

Lalu berangkatlah saya Jumat malem, Sabtu paginya interview. Pas banget setelah interviewnya selesai, Bapak telfon, "Kakak kapan pulang? Biar kita (kita lagi) selesaikan program kita yang kemarin." Terus sampai sekarang belum nelfon-nelfon lagi eheheheh

Saya kangen Bapak karena Bapak itu bisa bikin fresh dan jadi tampungan untuk semua hal yang saya nggak bisa tuntasin. Nah kayak itu tadi, kuliah saya aja masih diurusin sampai segini gede, padahal saya udah eneg banget sama kuliah yang nggak kelar-kelar itu. Mudah-mudahan Bapak dikasih umur panjang dan sehat terus dan saya dikasi rejeki dan kerajinan luar biasa untuk mewujudin satu per satu 'kalo bisa'nya Bapak ya hehehe



Monday, 10 October 2016

Favorite Hello

First writing from Bali.
Hello everybody..... Hehehehe

Who doesn't love this island of God? And who doesn't love being close to the loved one? Fortunately I can experience those combo happy feeling right now. Peaceful and loving. Tender and joy. Plus grateful :))

This is the fifth day and still enjoy every single minute that I spend here, not rushing to catch some meeting or place or timing to see sunset. Rasa ademnya itu sama seperti rasa adem yang saya rasakan setiap kali selesai yoga. "Mensyukuri hari ini dan ucapkan selalu terima kasih, dan cintai diri Anda serta selalu berfikiran positif." Thats it. Rasa nyaman karena selalu berterima kasih dan beryukur itu yang bikin saya nggak terlalu ngoyo harus kemana-mana, mau makan apa, ke tempat apa yang lagi hits atau harus foto dimana biar ngehits. Its sooooooo yesterday kayaknya untuk saya yang sekarang ya (ceritanya udah berasa jadi anggota Power Rangers yang sudah berubah). The point is, sekarang saya lebih menikmati yang namanya bernafas, berusaha untuk selalu sehat, happy-happy dalam kewajaran, serta lebih banyak bersyukur dan berdoa untuk tanya ke Tuhan apa yang Dia mau untuk saya lakukan. As simple as that. Hehehe

Satu sisi saya menyadari, 'katanya' sih hidup di dunia itu keras, jadi kita juga harus keras supaya bisa bertahan hidup. Untuk hal itu saya mungkin hanya bisa bilang, hidup itu hanya perlu satu 'kata sifat' yaitu rajin. Rajin aja untuk bekerja, bersih-bersih, beres-beres, belajar, upgrade diri. InsyaTuhan ada hasilnya ya. Karena rejeki nggak akan ketuker, dan tetep aja manusia hanya bisa berusaha, hasil akhirnya juga ada di Tuhan. Seperti doa yang diajarin, berilah kami makanan kami hari ini. Kalau ada rejekinya untuk besok ditabung, ya bagus. Kalau bisa bantu orang lain, lebih bagus lagi. Dikasi kelebihan supaya bisa berbagi sama orang lain :)

Dan #PelajaranHidupNomor38 yang saya dapat adalah : Kata-kata yang bisa membangkitkan semangat orang lain. Kata-kata yang bisa menyegarkan jiwa orang lain yang mendengarnya. "Anda terlihat cantik/tampan hari ini" will brighten up someone's day katanya hahaha Yo ayo dicoba ya :p

Ok... That's all for today. Wish me luck untuk kedepannya, semoga berhasil dalam mewujudkan cita-cita orang tua satu per satu, lalu bisa bareng-bareng deketan sama Mas juga sehabis itu :)) 

Have a good day, everyone! Good luck untuk apapun yang Anda lakukan hari ini. God bless you


P.s. Update foto will follow. Anaknya belom banyak foto


Wednesday, 28 September 2016

About the plan






Halooo
Day 5 on my career break. Feeling? Happy! :)) Relax sih lebih tepatnya. I even dont care about the rest of salary that should paid to me last week. All I wanna do now are sleep, eat, cook, hit the gym, chat with Mase, reading books, and not taking bath until afternoon. Hahahaha

Worry about future? Not really. The thing is, sekarang gue malah belajar untuk hidup simpel dan nggak ngotot mau ini itu segala macam. Enough for today, happy for tomorrow. Beberapa hari yang lalu gue secara nggak sengaja juga dapat pembelajaran hidup #67. It says, "People can made plans, but God give the decision."

Hari Sabtu minggu lalu lebih tepatnya, gue udah bikin janji temu sama temen-temen gue semenjak pagi. Untuk lunch juga sudah janjian untuk lunch date dengan teman yang lain, lalu sorenya janjian untuk nonton sama temen lainnya. But at around 8 o'clock, Daddy called me and asked me to pick him up at the airport since he was sick and need to be hospitalized at airport hospital. Soktak gue pun langsung bangun dan siap-siap ke bandara. Membatalkan semua rencana gue untuk hari itu dan seharian akhirnya nemenin Bapak di rumah and watch after him. 

Malamnya, I realized one thing. Kita (manusia) hanya bisa merencanakan. No one ever knows what will happen in the future. And another thing, suddenly me and Mas talked about family that very night. Even I or neither him also never planned to having that topic to be discussed at that night. 

So, back again to my career break time this time, I enjoy every single second of it and still not plan to having another job dalam waktu dekat ini. Untuk rencana lain, mungkin....... ****Grinn**** ****Buka bridestory.com**** Hahahahahah


Tuesday, 13 September 2016

Diskon

Tag : Marriage, love life, jodoh, pasangan hidup

Ceritanya hari ini saya ngantornya cuma setengah hari, karena mau ke dokter gigi. Udah kepending berapa minggu, akhirnya pergi juga hari ini dan kata dokternya gigi bolongnya ada 4. Hiks. Which is masih harus dirawat 2 gigi lagi dan gigi depan kalau mau diberesin juga mesti ngorbanin 2 gigi masing-masing kiri dan kanan lagi. Oh no. Cukup nambel gigi aja kali ini. Hestek : Lebih baik sakit hati?

And then suddenly Satya yang lagi main ke Medan ngajakin ketemu dan pengen ke Velangkani. Setelah beres urusan di dokter gigi, akhirnya kita ke Velangkani (lagi bagi saya, for the first time buat Satya). Di jalan kita sambil ngobrol tukeran cerita, tentang si Janatan pacarnya yang juga temen SD saya, tentang tangannya yang baru sembuh dari patah tulang, tentang keluarga, tentang traveling dan lainnya. Sampai di Velangkani, seperti biasa saya bikin ritual, tapi tadi di lantai atas yang ternyata lebih tenang karena lebih sepi daripada di kapel bawah. Setelah muter-muter ngeliatin semua sudut dan sempat ikut misa sebentar, kita cabut ke Ismud Park, dimana gadis-gadis ceriwis sudah menunggu.

Sampai di Ismud Park, Satya duduk bareng temennya, dan saya bergabung dengan geng ibu rumpi yang sudah seabad nggak ketemu. Pembuka cerita langsung nanyain, kapan nikah, kapan ke Bali, kapan lulus kuliah. Nggak asik, awalnya. Then akhirnya berita bergulir, satu per satu mengeluarkan yang perlu dikeluarkan, mulai dari rencana jangka pendek dan jangka panjang, mulai dari rencana yang serius sampai yang 'kurang' penting, mulai dari rencana di bumi hingga pengharapan kepada Tuhan YME.

Highlight story hari ini karena kebanyakan cerita kita tentang masa depan bersama pasangan adalah pernikahan. Pepes rencananya bakal nikah bulan Januari tahun 2017, with or without restu dari Bapaknya. Tanpa adat, bahkan bahasanya adalah kawin lari. (Tapi kok dalam kota ya?) Maka marilah kita doakan agar restu dari pak Togap segera mencair dan setiap rencana Pepes akan menjadi berkat bagi setiap anggota keluarganya dan untuk orang lain juga.

Then paling seru adalah cerita Monce. Mulai dari cerita detail tentang perjalanan 2 minggu bersama Ibunda ke Jerman, ketemu sama Marcus dan keluarganya, jerih payah Monce selama 2 minggu tersebut menjadi penengah antara Ibunya dengan Marcus dan berusaha untuk menyenangkan kedua belah pihak, rencana pernikahan Monce & Marcus bulan Maret 2017 nanti beserta perintilannya yang lebih rumit karena beda negara dan banyak dokumen yang harus diurus. Salut untuk Monce yang terlihat oke diluar walaupun banyak banget cobaannya kayaknya untuk mencapai hidup sakinah mawadah wahrohmah bersama Marcus dan tetap memperhatikan kebahagiaan Ibunda dan detail dalam menyiapkan manuver-manuver kecil untuk meluluhkan hati Ibunda supaya direstuin dan ikhlas kalau Monce nikah dan bakal tinggal di Jerman sama Marcus setelah menikah nanti. Dan mari kita doakan juga supaya rencana dan niat baik Monce juga dipermudah dan lebih mulus lagi jalannya sampai nanti settle hidup di Jerman dan seterusnya, supaya kita bisa sering berkunjung ke Jerman nanti hehe

Dan lalu tinggallah saya dan Lenda yang saling lihat-lihatan dan akhirnya ketawa terbahak-bahak setelah beberapa detik kita saling memandang penuh arti. "Kita gimana????" Pertanyaan yang tak terungkap, tapi kita saling bertanya dalam diam. Hahahahahahahah sampai kita geli sendiri! :"D

Pepes dan Monce jarang pacaran, even Pepes cuma sekali pacarannya. Dulu Lenda or Pepes sering bilang kalau saya akan nikah cepet, karena pacaran udah dari SMA. Atau Lenda juga, kayaknya bakal nikah cepet. Ehhhhh sekarang malah kita berdua yang nggak tau mau nikah kapan, padahal tadi ada bang Hezron juga pacarnya Lenda, tapi cuma cengengesan aja dan jawab, "Iya, secepatnya." Then keluarlah statement ke saya, "Jangan jual mahal lagi Dong, kalau diajakin ngomong serius. Ibaratnya barang, umur kayak kita ini sekarang udah diskon 75%, syukur ada yang mau. Udah ada di Suriah atau di perbatasan Palestina nih sekarang, sudah rawan. Jadi kalau masih pisah lagi sama pacar yang sekarang, mau cari kemana lagi gantinya?" Kata Lenda : "Ini aja kalau bang Eron mutusin aku misalnya, aku nggak tau lagi mau kemana cari gantinya." 

Hmmmm. Barang diskon.

Dan golden point untuk hari ini, ketika Lenda bilang, "Satu hal yang aku ingat, pas aku tanya Monce, kenapa maunya sama Marcus. Dan Monce jawab, waktu ada orang yang benar-benar sayang dan baik sama kita, kenapa kita harus cari orang lain? Marcus itu benar-benar cinta sama aku, then why shouldn't I choose him? Kalaupun aku nikah sama orang Karo seperti kemauan Ibuku, belum tentu dia baik dan bikin aku bahagia. Intinya sekarang susah cari laki-laki baik yang benar-benar sayang sama kita. Jadi kalau sudah ada, dijaga."



Wednesday, 7 September 2016

Kata orang tua

Kalau kata orang tua, bekerja keraslah semasa muda, supaya masa tuanya nanti nggak susah...

Sunday, 4 September 2016

September :)

Halo September! 

Kalau di Path sudah pasti banyak yang post "Welcome September. Please be nice..." atau "Welcoming my month" atau wish sejenisnya. Kalau saya sendiri, berharap (dan berencana?) untuk hari-hari yang lebih baik dari bulan sebelumnya sudah pasti. Bulan-bulan sebelumnya juga termasuk menyenangkan untuk tahun ini. Terima kasih ya, semesta :)

Oiya blognya ganti nama juga di awal bulan September ini. Supaya kesannya nggak curhat melulu, karena setelah saya tinjau ke belakang (???) blog ini isinya terlalu macem-macem, setipe warteg. (???)
Yah begitulah maksudnya, semoga yang membaca mengerti dan paham mengapa ya hehehe (itu juga kalau ada yang baca :p)

Anyway, judul blog yang sekarang memang mewakili saya ya. Which I just realized couple months ago, when I need to talk something important and serious with Mase. Sewaktu kita lagi ngobrol bareng, saya tuh susah banget ngomong secara terarah dan runut. Si Mas bingung awalnya kenapa saya ngomong panjang lebar lewat tulisan, kenapa nggak ngomong verbal secara langsung. Sampai tulisan-tulisan saya dikasi julukan "Surat Tagihan" saking panjangnya hahahaha. Finally saya sadar, I write better than I talk. Or in the other word, saya lebih gampang mengolah kata dalam bentuk tulisan daripada lisan. Why? Only God knows why hehe

Mungkin karena saya tuh anaknya spontan, jadi walaupun kadang sudah direncanakan wacana yang akan menjadi topik pembicaraan, begitu mulai ngobrol ya langsung bubyar. Parahnya lagi, ketika si lawan bicara juga sudah serius bicaranya, even di dalam kepala saya sudah ada jawaban-jawaban yang serius dan kalau diungkapkan bisa diikutkan dalam ajang perlombaan speech tingkat nasional saking bagus dan kontennya tepat (menurut saya), tapi yang keluar dari mulut saya selalu saja jawaban-jawaban yang jauh dari kesan serius, ngalor ngidul dan intinya nggak jelas. Kalau jawaban saya itu dijadikan lukisan, kira-kira seperti ini :




Karena itu juga akhirnya blog ini masih eksis sampai sekarang. Karena saya sadar kalau banyak isi dalam kepala saya yang tidak keluar sebagaimana semestinya. Mudah-mudahan ke depannya bisa bikin tulisan yang berguna untuk orang lain juga ya. Mohon doanya hehehe

September tahun ini saya sudah 1 tahun di LDC, anniversarynya tanggal 3 kemarin. Saya merayakannya dengan memberikan tulisan juga hehe. Judulnya resignation letter, diajukan tanggal 1. So the last day I work with LD will be on coming 20th. Jadi ceritanya saya memang menghindari harvest season yang akan mulai di akhir bulan ini. No, I am not escaping from responsibility. Saya hanya mengevaluasi keadaan dan setiap kemungkinan. No way to grow with this situation. Hehehe

Jadi apa rencana saya untuk caturwulan terakhir 2016 ini?
1. Menyelesaikan kuliah yang sudah terlalu lama saya anggurin
2. Melatih dan mempraktekkan 'ngomong lisan secara serius' dengan Mase yang nanya "Mau tinggal di Medan atau di Bali" kemarin hehehe. Jadi ceritanya si Fedrick, temen SD kita yang ternyata masih punya hubungan saudara sama si Mas, ngirimin undangan nikah ke saya melalui Line. Saya kaget awalnya, karena si Fedrick ini tipikal anak yang pendiem dan adem ayem aja, lagi kerja di hutan (site) dan tiba-tiba bagi undangan. Akhirnya kita jadi ngobrol panjang lebar tentang persiapan pernikahannya dan dia balik nanya ke saya, jadi kapan nyusul, nanti tinggalnya di Medan atau di Bali dan iseng bilang bakal nanya ke orangtuanya Mase kapan mau ngelamar dan saya langsung mencak-mencak jangan sampai dia ngelakuin hal yang macem-macem hmmm. Eh, pas saya cerita ke si Mas besoknya, malah ditanyain serius pertanyaan yang ditanyain sama Fedrick. Dan jawaban saya hanya cengengesan nggak jelas hahaha *maaf ya Masnya... Saya belajar untuk menjawab dengan serius juga deh ini ya*

Dan saya menemukan guide yang bagus sekali (menurut saya) dalam hal transformasi ke arah yang lebih serius dan terarah sambil mengisi periode Career Break saya nanti. Saya sudah beli buku 6 buah sepanjang minggu kemarin dan sudah selesai baca 2, #TemanTapiMenikah dan Sabtu Bersama Bapak. Dua-duanya memberikan saya referensi yang bagus dalam mempersiapkan next chapter of life dan dorongan untuk selalu bermanfaat bagi orang lain. 4 buku lainnya mudah-mudahan berisi penyegaran-penyegaran jiwa juga ya.


So, lets roll and play September :)

Thursday, 25 August 2016

Happy Life (Menjadi Bahagia)

Ini postingan yang 'agak' dalam. Mudah-mudahan ada 'nilai'nya ya tulisan ini hehehe

2 bulan yang lalu, saya dan mas membahas tentang masalah pekerjaan. Which is sebenernya hampir setiap telfonan, hampir selalu ada kita membahas tentang pekerjaan, mulai dari item pekerjaannya, flow-nya, budaya kerja, dan paling hot sih pembahasan tentang kepuasan dalam bekerja. Pekerjaan saya sendiri sebenernya kan agak random ya, yang sampai sekarang saya juga masih tidak habis pikir, "Mau ngapain sih saya di kantor ini?" Kalau si mas yang saya lihat dia menikmati dan bersabar (yet membuat strategi) dengan pekerjaannya. Hampir 4 tahun di perusahaan yang sama, bidang yang sama, dan ketika saya tanya alasannya, jawabannya adalah, "Yaa kalau betah atau nggak betah, aku sudah 4 tahun disini. Sesuai dengan jurusanku juga. Kalau pun aku mau pindah ke tempat lain, pasti muternya di bidang itu-itu aja, dan kalau pindah ke bidang lain lagi artinya kan aku harus mulai dari nol lagi,"

***Nelen ludah***

***Kebayang tahun ke tahun dengan pengalaman pekerjaan segala macam bidang selama seumur hidup ini***

Dalam perjalanan pe-pekerjaan tersebut, tidak selalu manis sudah pasti. Kalau si mas, dalam menyalurkan aspirasi dan suara hatinya, sebulan terakhir kemarin dia melakukan 'aksi' ceritanya hehehe. Strateginya adalah untuk menarik perhatian HRD, lalu dipanggil, lalu berdiskusi, dan melakukan negosiasi. Such a good idea I think. Smooth but straight forward. Jadi saya pun belajar dari sistem beliau untuk menyampaikan aspirasi dan berdiskusi. Kalau diterima ya syukur, kalau tidak ya berarti sudah harus mencari tempat lain lagi hehehe

Kemudian, tadi malam saya ketemu dengan Tepi, si anak yang sering dibilang kembar sama saya, even orang Tata Usaha ketika kuliah dulu sering salah mengira dan memanggil nama kita berdua. Pembahasan saya dan Tepi tentang pekerjaan lumayan simpel juga menurut saya. Paling tidak pekerjaan kita memberikan nilai baik untuk orang lain, dan ternyata....... ada kesamaan dengan goal dalam bekerja yang diusung oleh Tepi dan juga si mas, yaitu : "Sayangi lah badan yang sudah tidak muda lagi ini. Jangan paksakan badan untuk bekerja terlalu larut even sampai begadang."

Bravo!

Saya seperti menemukan titik terang untuk bahan 'aksi' saya ke depannya hehehe

Keadaan di kantor akan berubah bulan depan, dikarenakan perubahan season dan perubahan personil. Kalau saja perubahannya diikuti dengan penghargaan yang worth it, menurut saya tidak masalah. Akan menjadi beban terpendam dan kurangnya penghargaan terhadap usaha dan jerih payah menurut saya, ketika perubahan-perubahan yang terjadi mengesampingkan kemanusiaan dan penghargaan terhadap pekerjaan kita. 

Dari tukar pikiran dengan mas dan Tepi, saya mengembangkan lagi dengan pikiran dan 'perasaan' saya sendiri. Namanya juga wanita ya Boo... Bekerja dari hati, mempertimbangkan segala sesuatunya juga dengan campur tangan si hati. Mas bilang, "Saya tidak perlu naik gaji, yang penting saya tidak harus lembur terus tiap hari." Kalau Tepi bilang,"Alhamdulilah pekerjaan gue yang gila ini dibarengi dengan temen-temen kantor yang gila juga. Kalau disuruh jadi EO atau apapun itu yang kerjanya sampe malem atau begadang lagi, ampun deh ya Kak. Udah nggak kuat...."

Rasa syukur dan suka cita setiap hari sebelum bekerja, dibarengi dengan strategi untuk menjadi lebih baik dalam hal pengakuan dan kesehatan, mudah-mudahan diberikan pekerjaan yang terbaik dan lingkungan yang terbaik juga untuk grow secara individu dan terlebih lagi secara profesionalitas ya..
Just in case tidak ada titik temunya, mudah-mudahan dengan menjalani career break nantinya bisa membawa angin segar juga :)

Semangat!

Nescient

Nescient :
- holding that only material phenomena can be known and knowledge of spiritual matters or ultimate causes is impossible
- uneducated in general; lacking knowledge or sophistication


Yak, edisi kali ini adalah tentang fenomena alam yang sudah membumi sejak pertama sekali manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan seturut gambarannya dan kejeniusan serta naluri seperti Sang Khalik itu sendiri. Jatuh cinta sodare sodareeeee (ceileh) Seru sekali bukan, pembahasannya? Hehehe

Kata orang-orang, biasanya orang yang jatuh cinta itu otaknya jadi mandeg. Alias blo'on mendadak, kelakuannya aneh dan jadi bodoh. Nah, saya kurang paham juga, kenapa bisa ada istilah kayak gitu. Bodoh dari segi mana dan apanya ya? Kalau kelakuannya jadi aneh mungkin iya, saya juga soalnya hehe. Tapi sepertinya kalau saya emang kelakuannya sudah bawaannya aneh dari lahir kayaknya deh. Pas kejadian lagi berbunga-bunga (ini bahasanya asli bikin ngeri), kelakuan malah makin normal daripada biasanya. Atau ada yang bisa membagikan cerita tentang jatuh cinta dan menjadi bodoh itu? Saya penasaran juga soalnya hehehe



Jadi ya, seperti seluruh dunia sudah tau (sok jadi Kate Middleton), saya dan si mas adalah korban dari monkey love alias cinta monyet. Saya doang sih mungkin ya, si mas belom saya introgasi sih hahaha tapi ga mau nanya juga. Sebagai anak SD pada masa tahun 90-an itu, ketika yang namanya suka-sukaan itu terjadi, jadi bodoh adalah fenomena yang saya juga masih belum alami. Kelakuan paling bodoh yang saya lakukan paling cuma sering ngeliatin dan nyariin dese mau dimana pun si mas berada. Di kelas, di lapangan, pas belajar, pas lagi main, berenang, dll dll. But that's all. Bisa jadi banyak sih kebodohannya, mungkin saya lupa, atau emang si hukum alam itu tidak berlaku pada saya, entahlah. 

Nah, lalu akhirnya ketika fall for the same person jilid 2 yang sekarang (ini asik banget deh kiasannya, ibarat lagu lawas, ini ada versi remake-nya jadi modern dan kekinian hahaha), masih nggak ada juga tuh kebodohan yang saya rasa aneh. Malah itu tadi, makin bener dan normal kelakuan dan pola pikirnya dibanding biasanya hahahaha. Kelakuan paling minus kalau sekarang ya.... Mulai suka ngeliatin Pinterest dan postingan garden wedding aja di Google. Eh? Bukan deng hahahaha. Hmm kalau sekarang yaaaa makin nggak ada kelakuan minusnya, malah lagi sok-sok belajar jadi orang yang lebih serius hahahaha walaupun ujung-ujungnya diketawain juga sama si mas. "Nanti ada waktunya kok kita ngomong serius." And then I die. Hahahahah nasib anak nggak pernah serius, sekalinya giliran digituin jadi jiper

Jadi.......
Kenapa dong ada istilah jatuh cinta membuatmu bodoh itu ya?????

*Benar-benar penasaran*


Monday, 22 August 2016

Geblek

Belum nulis apa-apa, tapi saya udah ketawa-ketawa sendiri dalam hati. Geli sendiri eheheh

Jadi, pertama gpp deh ya, wong blog ini juga saya bikin supaya bisa ngikik-ngikik sendiri (lalu ketawa sendiri lagi) hahahaha...
Buat gagal paham, gpp. Emang saya lagi mau cekikikan aja sih hahahaha

Ok, jadi ceritanya adalah tadi saya sempat nyari di Gugel, buku barunya Ayudia & Ditto yang baru. Awal taunya juga dari postingannya Tasya di Path yang beli buku itu pake T-cash promo. Penasaran, saya pindah lapak ke IG, cari tau apasih #Temantapimenikah (judul bukunya mereka) itu? Nah, yaudah gitu doang, kalau nggak salah 2 hari lalu ngeliatnya. Lalu, abis lunch tadi saya keinget lagi dan gugel lagi review bukunya. Nemu beberapa review, lalu nyasar ke artikel tentang How To Be a Good Bridesmaid.



Yang bikin saya ngikik-ngikik adalah.....
 Di artikel itu kan katanya harusnya yang jadi center adalah si bride to be, which is sudah banyak sekali sahabat saya yang jadi bride, tapi saya kemana??? Worst, saya malah pernah marah-marah ke Feli karena dia kebanyakan ngeluh ini itu tentang persiapan weddingnya dan saya kasi masukan, eh dia ga terima. Jadi saya bilang, gausah cerita lagi deh ttg persiapannya. Hahahahahah jahat banget saya ya. Pas baca artikel itu saya cekikikan membayangkan betapa galak dan unfriendly-nya saya sebagai seorang bridesmaid



Semoga kalau Feli baca, dia mau maafin saya dan ga membalas dengan cara yang sama hahahahah. Dan saya berdoa, semoga pas giliran saya yang ribet dengan ini itu persiapan pernikahan, temen-temen saya lagi pada baik moodnya semua dan lagi banyak rejekinya, biar happy-happy semua.
*Wink!* Hahahahahah





Thursday, 11 August 2016

Profesional (Just a thought)

Beberapa hari belakangan ini saya suka menimbang-nimbang, baik menimbang yang real dan countable, yaitu menimbang berat badan (yang naik 0,7 kg dari terakhir sekali saya timbang), juga menimbang pikiran (tidak ada alat ukurnya). Pertimbangan saya yang terakhir menyangkut tentang karir sebenarnya, atau jika ditarik garis lurusnya sampai lurus sekali ke ujung bumi, inti dari pemikiran saya ini adalah tentang masa depan. Yang jauh. Berpuluh-puluh tahun ke depan. Apa profesi saya ke depannya?

Bukan berarti saya mau resign (lagi) loh :) Tapi kalau dikasih rejeki yang lebih baik lagi, saya pasti terima! Eheheh

Sebagai mahasiswi jurusan manajemen (yang murtad), saya pernah belajar tentang beberapa aspek yang mendukung profesionalisme, salah satunya adalah Komunikasi Profesional. Di diktat (fotokopy-an) yang saya pelajari, diterangkan tentang berbagai ciri dari seorang profesional dalam beberapa bab yang bisa dijadikan sebagai lookbook jika ingin berdandan ala profesional. (Tidak bermaksud sarkas) jenis pakaian, bahan celana, ikatan dasi, even model sepatu ada di diktat (fotocopy-an) tersebut. And....?

Menurut literatur, profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.

Individu --> Keahlian --> Dibayar 

Menurut pengalaman saya di beberapa instansi dan perusahaan, ada beberapa jenis pekerja (yang sampai saat ini saya belum tahu, apakah bisa digolongkan menjadi profesional sesuai dengan pengertian di atas atau tidak), yaitu :
1. Hired by his/her expertise
Lulus dari jurusan tertentu, pada umumnya jurusan teknik, accounting, dan bidang-bidang yang sekolahnya memang spesifik, seperti desain dan dokter.

2. Hired by company necessity
Lulusan dari semua jurusan, untuk memenuhi kebutuhan perusahaan akan pekerja, contohnya program Management Trainee, marketing (kebanyakan marketing diberikan target untuk dicapai dengan cara apapun, sehingga tidak perlu mempelajari bidang yang spesifik untuk menjadi tenaga marketing), serta beberapa posisi yang mengandalkan kekuatan tarik menarik alam semesta untuk bertemu dengan kandidat yang tepat untuk mengisinya, tepat seperti yang saya alami di seluruh sejarah pekerjaan saya selama ini. 

 Pada bidang jasa, menurut saya hampir semua bidang sesuai dengan pengertian profesional di atas, yaitu memiliki keahlian tertentu, dibayar untuk menggunakan keahlian tersebut. Keahlian seperti apa sih yang dimaksud? Keahlian yang didapatkan dari jalur pendidikan formal seperti sekolah, perkuliahan, kursus, sertifikasi keahlian, atau termasuk yang belajar sendiri alias otodidak? Misalnya, jasa seorang pengamen dibayar karena telah menghibur, apakah termasuk profesional atau tidak?  Pengamen jalanan yang benar-benar di jalanan atau lampu merah ya... Karena pengertian pengamen sekarang terkadang diberikan untuk orang-orang yang memang belajar musik dan menggelar pertunjukan, tetapi bertajuk ngamen.

Lagi-lagi ini hanya sebuah pemikiran saya, tidak ada kaitannya dengan literatur tertentu. Menurut saya sendiri, profesional tidak ada kaitannya dengan keahlian dan tingkatannya. Seberapa ahli Anda, sebanyak ada workshop dan sertifikasi yang Anda miliki, setinggi apa sekolah Anda, selama apa sudah menggeluti bidang tersebut, sedalam apa Anda memahami bidang tersebut. Profesional (lagi-lagi hanya menurut pandangan saya) lebih merujuk kepada hati dan ketekunan berbuat baik dan berguna bagi lingkungan dan sesama. Tidak merugikan orang lain, tidak mengambil hak orang lain, tidak menjatuhkan orang lain, tidak mengambil keuntungan pribadi, dan jujur terhadap penggunaan waktu. Saat ini, saya sedang tidak banyak pekerjaan, sehingga saya mempunyai waktu untuk menuliskan pemikiran ini. Apakah saya menghambat pekerjaan orang lain? Atau apakah saya merugikan perusahaan? Alhamdulilah sampai saat ini seluruh pekerjaan saya masih on track, dan ketika harvest datang nanti, kegiatan saya mungkin dua atau tiga kali lipat intensitasnya daripada saat ini.

Pekerjaan dan profesional menurut saya (lagi) merupakan dua sepupu yang berasal dari satu darah, namun bisa disubstitusi. Tidak harus memiliki keduanya, walaupun idealnya adalah ketika Anda mempunyai pekerjaan dan profesi di dalam wadah yang sama. Ayah saya adalah seorang penasehat hukum. Pekerjaannya adalah penasehat hukum, begitu juga dengan profesinya. Alangkah bahagia hidupnya.

Di kantor saya yang lama, ada seorang tenaga administrasi yang pekerjaannya (atau lebih tepatnya, job description-nya) adalah mengurus berkas administrasi pengajuan untuk berlangganan. Sepengamatan saya, sehari-hari yang dilakukan dari orang tersebut adalah berjualan baju online yang dibawa ke kantor, serta menawarkan barangbarang jualan yang lain, sering menghambat pekerjaan tim karena terlambat menginput data dan pernah cuti satu setengah bulan (Puji Tuhan tim tidak merasa kehilangan karena tidak ada bedanya dia datang ataupun tidak). Pertanyaannya, apakah orang tersebut profesional? Mendapatkan bayaran dari usaha yang tidak maksimal (lagi-lagi menurut saya), dan keahliannya adalah..... (saya masih mencari keahliannya sampai sekarang dan belum menemukan even one thing)

Me as employee, tidak mempunyai basic apapun di bidang yang saya jalani sebelumnya, tetapi saya mau dan saya belajar. Sekarang saya mempunyai pekerjaan, tetapi belum menjadi profesi saya. Saya diberikan bayaran untuk usaha saya menjalankan bagian roda perusahaan di bidang saya, dan Puji Tuhan masih ada yang mencari saya ketika saya tidak bisa hadir di kantor. 

Kembali ke pemikiran masing-masing orang lagi, apakah profesional menurut Anda?

   
 




Wednesday, 10 August 2016

But....

Hi again...

Setelah inhale & exhale beberapa kali tarikan nafas (ceile), in the end seperti ada yang mengalahkan ego saya, enggak tau apa, siapa dan bagaimana. Terpojok di sudut, egonya nggak bergerak kemana-mana, malah kayak disuntikkan sesuatu ketenangan..

And it repeatedly happened. Neither a day nor a case that left without peace in the end. Namaste yah?! Hehe

Hmm okay. Jadi, berumur 27 itu membingungkan. Buat saya nih ya, personally. Sebagai makhluk yang maunya banyak banget, seperti mau kuliah ke luar sampai sudah nyatetin semua deadline pendaftaran sampai biaya dan langganan milis dan karena saya pengen banget sekolah di situ (mau nangis mintanya sama Tuhan supaya diizinin sekolah disitu), tapi umurnya udah 27, sekolah 2 sampai 4 tahun, kembali umur 30 something. Hiks. Tapi pengen banget banget (masih selalu mau nangis berdoa sama Tuhan supaya diperbolehkan untuk sekolah disitu apapun keadaannya) huhuhuuuu

Susah daftarnya? Even Dian Sastro saya lihat baru posting kalau dia juga pengen banget sekolah disitu dan belum kesampean, maka bercita-cita untuk nyekolahin anaknya aja disitu. 

Lalu saya bosen kenapa sih sebenernya?

Saya bosen mikirnya :(((

Saya banyak pertimbangannya dan bikin bosen sama keadaan yang sekarang jadinya, karena mikirnya udah capek.Bukan karena bosen disini maka saya mau sekolah jauh loh... Tapi karena emang beneran pengen dan sampe sekarang masih 'membujuk' Tuhan, supaya kasi saya izin untuk sekolah disana, dan kasi saya kesabaran untuk menunggu.

What we believe will be turn to be our own.
Amin, yah?

Bosen

Apa penyakit paling berbahaya untuk makhluk berusia 27 seperti Silvia?
Jawabannya adalah : B.o.s.a.n.

Either need to take a new road, or try harder to stay and eat the boredom even harder :(

Belom nemu obatnya, why oh why????







***First day notice***

Tuesday, 9 August 2016

Friday, 22 July 2016

Kaizen & BSC (Edisi Anak manajemen yang budiman)

Hola!

Cerita hari ini dipersembahkan oleh pencarian kerjaan baru (puji Tuhan kali ini bukan karena bosen atau bermasalah dengan lingkungan kerja/orang-orangnya, tetapi karena mau menyusul si mas Norak yang sebenernya dari kapan tau eke juga pengen banget tinggal di sono) dan requirement-nya adalah mengerti Kaizen dan BSC.



Saya adalah anak manajemen. Marketing. Tapi judulnya doang. Soalnya kuliahnya belom lulus. Dan pelajarannya nggak ada yang nyangkut juga hahah. Tapi nggak apa, kan pada prinsipnya belajar & kuliah itu selain mencari ilmunya, juga melatih cara berpikirnya ya kan. Nah, mungkin saya hanya bisa memetik bunga keduanya saja, yaitu melatih cara berpikirnya.

Terima kasih kepada Allah SWT dan segala ciptaannya yang memberikan inspirasi kepada Larry Page dan Sergey Brin untuk membangun dan mendirikan Google sehingga mahasiswa-mahasiswa yang jati dirinya diragukan seperti saya ini masih dapat menimba ilmu hingga ke lautan yang terdalam melalui artikel-artikel dan link-link yang seabreg-abreg sebanyak baju Monza (yang nggak tau, silahkan di-Google juga ya!) yang melimpah ruah di Pamela Anderson alias Pajak Melati yang gampang banget untuk dipilih, tinggal sesuain mau buka & baca yang mana. ***ini kalimat panjang bener yak ga ada titik-nya sampe berapa baris***

Jadi inti dari tulisan ini adalah : Anda boleh sekolah setinggi-tingginya dan serajin-rajinnya dan sebanyak-banyaknya. Namun, tetaplah percaya kepada Google, karena Google lebih mampu mengajari Anda akan hal-hal yang belum pernah Anda ketahui sebelumnya.

Harus paham tentang filosofi Kaizen ini, supaya kita selalu berkembang ke arah yang lebih baik dari waktu ke waktu, walupun prosesnya tidak instan. Sementara itu, si BSC intinya adalah perubahan prospektif dari yang financial goal menjadi goal-goal yang lainnya, misalnya human resource goal, visi, juga manajemen organisasi. Or in the other word, menjadi matre di hari gini itu udah nggak keren lagi cyin.... Tapi perlu hidup yang balance, either lo bahagia, atau merasa selalu cukup dan legowo (Eh, gimana?)


Salam,
Mahasiswa Magister Manajemen Murtad.


Friday, 15 July 2016

Suka Difoto

Masih edisi pasca libur (lebar) -an.

Jadi ya, saya kan bawa kamera Samsung yang enteng tapi hasilnya lumayan itu selama ke Jogja kemarin. Tapi mood untuk jeprat-jepret kok kayaknya masih enggak serajin dulu. Nah, untungnya si mas lebih rajin motoin daripada saya. Hasilnya juga lebih bagus, padahal cuma pake camera pocket biasa. Mungkin motretnya dari hati haha. Jadilah saya menjadi model dadakan. Lumayan, bisa dipajang di warung nasi depan gang hahahaha
















Thursday, 14 July 2016

Logika atau Perasaan? (Postingan Curhat)

Once upon a time...
Pergilah berlibur (bertemu di tengah-tengah) dua anak yang LDR dan bertemu pertama kalinya sebagai pasangan (pacar) di kota cakep, yaitu Jogja. Kurleb 6 hari sepanjang hari, 2 anak ini pun menjalani kehidupan yang indah (karena tidak bekerja) dan bahagia (karena bisa bangun siang). Kebahagiaan 2 anak ini juga dilengkapi oleh ornamen-ornamen yang tidak kalah indahnya, sebut saja makanan, pemandangan, suasana, serta bertukar cerita dan tertawa.

Hmm, ok. Gue capek ngomong sok pujangga.

Jadi, inti and the inti dari liburan singkat 6 hari selama muterin Jogja dan Jawa Tengah dan sekitarnya itu adalah : jalan-jalan.

(Lalu postingan ini pun selesai.)

Hahahaha

Ok, mari kembali mencoba untuk lebih serius. Seperti hubungan aku sama kamu. Serius.

Menyenangkan sekali. Selama 6 hari. Menyedihkan sekali. Pas udahan liburannya. Jadi galau. Lalu menunggu-nunggu lagi, kapan ya bisa ketemu lagi. Semacam nungguin abang tukang bakso di depan rumah sore-sore. Mendebarkan.

Kemana aja dan ngapain aja selama 6 hari?
Masih males nulisnya. Panjang dan banyak. Ntar-ntar aja kalau udah sembuh galaunya dan udah jadi fotonya.

So, logika atau perasaan? We have them both. I can say I have them both, but he also said so. Dari penerawangannya melihat garis jempol tangan. Another super skill that he had. Super!

Kata mba Septy : "Penting sih kamu ngejalanin berhari-hari ketemu berdua sama dia, jadi biar tau aslinya kayak apa. Kalau berantem kayak apa. Jadi tau egonya seperti apa."
Kata pikiran saya : "Ok, lets see. Ini kalau kelamaan bareng biasanya berantem. Kalau berantem mari kita lihat apakah saya bisa maklum atau tidak."
Pada kenyataannya : Tidak ada berantemnya sama sekali semenjak dari bertemu sampai berpisah lagi. Berdebat pun tidak. Merasa tersinggung pun tidak. Berkecil hati pun tidak. Plong. Kayak kaki celana.

Pertanyaannya : Kok bisa?
Jawabannya : Masih menjadi misteri.

Kata Haikal, mungkin saya membatasi ego dan menahan diri. Enggak juga tuh. Saya enggak pengen banyak, hanya makan gudeg yang paling pengen pake banget. Puji Tuhan dikabulin, 2 kali. Selebihnya kemana-mana ya asik-asik aja. Jaim, nahan diri, nahan ego.. Sepertinya nggak ya. Hmm, paling ya nahan mulut. Jaga omongan, biar nggak nyampah-nyampah banget. Dan itu nggak ada beratnya sama sekali, cuma jaga-jaga biar nggak kelepasan.

Kata Feli, enjoy aja selama nggak ada masalah. bagus nggak ada drama, dan nggak usah dicari. Nanti juga datang sendiri. Kalau belum ada berantem ya berarti Tuhan belum kasi ujian aja.

Kalau kata edak Novrin, berarti mungkin sama kayak dia sama Yunus, tipikal yang emang nggak pernah berantem. Selama pacaran nggak pernah berantem, ini udah nikah juga belom ada berantemnya sama sekali. Damai benerrr. Kata mba Septy juga kayak mba Eiva sama suaminya, belasan tahun nikah nggak pernah ribut sama sekali. Adem bener yak?!

Nah, kembali lagi ke logika dan perasaan. Logikanya sih bener, kalau enggak ada dramanya sama sekali ya bagus. Berarti emang tipikal perhubungan (dinas kali, perhubungan) yang ini adem ayem aja. Perasaannya? Degdegan! Sampai sekarang masih suka degdegan dan semacam orang kesambit suka senyam senyum sendiri. Hhh...

Nah, next question pastinya : Jadinya gimana?
Logikanya : Kita LDR. Is is bad? Nggak 100%. Melalui LDR, kita bisa mencanangkan hidup hemat karena tidak perlu berkencan atau ngedate sering-sering. (Which is banyakan pemborosan saya karena diajakin Teguh hampir setiap minggu nongkrong makan di luar dan nonton bioskop premier).
Point kedua, waktu untuk bekerja, keluarga, dan teman-teman bisa dimaksimalkan dan fokus. Waktu untuk pacaran dan saling mengenalnya? Malem-malem pas telfonan.
Point ketiga, waktu untuk diri sendiri dan berpikir tentunya lebih banyak. Timbang menimbang segala sesuatunya.
Point keempat, last but not least, waktu untuk berdoanya jadi lebih panjang. (Edisi religius)

Jeleknya cuma 1. Ketemunya nggak real time. Dan di hari pertama dan kedua pasca berpisah, hari-hari adalah kelabu. Menyedihkan. Dikuasai sama perasaan. Norak.
Hari ini di hari ketiga, saya sudah masuk kantor dan sudah pusing di kantor. Puji Tuhan perasaannya sudah berlutut pada logika. Sudah tidak melow lagi, karena sedari pagi sudah nyut-nyutan sama kerjaan sampai harus menelan 1 butir Panadol merah :)

So, puji Tuhan, apapun pilihannya, baik logika ataupun perasaan, mudah-mudahan kalau niat dan jalannya baik, si pasangan tersebut akan membawa kita ke arah yang lebih positif setiap hari. Kalau kata Blue, "Cause you bring out the best in me, like no one else can do.. That's why I'm by your side and that's why I love you"


P.s. Thanks Mase for the great days, the more I know you, the more stories that you told me about yourself, family, ambition, the more confession that surprised me at first but in the end I realized, we all are only human, I believe that the best time will come for us to enjoy another journey and experiences :))
Semoga semesta mendukung dan mendengar doa-doa kita

Tuesday, 28 June 2016

Brother & Sister

Heloow (ngomong ala banci)



Huahahahahah! Geli ya?! Tapi ini ada kaitannya sama Banci, beneran!

Jadi ceritanya, minggu lalu (lagi-lagi) Om Teguh malakin kita untuk nemenin dia dengan kesendiriannya. Yasudah, karena setiap hari sudah merengek ngajakin nonton, akhirnya pergilah kita bertiga sama Gelora juga nonton Finding Dory. Sweet banget kan? Hahaha
Pulang nonton hampir setengah 10 malam, langsung pulang dianterin sama dia juga. Nah, pas udah mau sampai rumah, dia mesti muter balik kan di tempat muter yang notabene adalah halamannya rumah orang yang nggak ada pagernya. Pas muter itu, dia bilang, "Ha, coba liat disampingmu ada pot bunga nggak?" Saya sambil ngantuk-ngantuk buka kaca, ngeliat sekilas ke bawah. "Nggak ada Om." Lalu dia jalan lagi. "Krek." Nah loh, suara apa tuh? Saya yang males ngecheck akhirnya diem aja dan langsung pulang dan masuk rumah.

Beberapa hari kemudian....

Di rumah pas ada Bapak, Raja, Fauzan dan saya. Mereka baru pulang dan lagi beres-beres, ada yang mandi, ada yang masuk kamar, ada yang ngangkutin berkas dari mobil dan beres-beres di meja. Saya? Lagi makan martabak! Hahaha indahnya hidup punya Bapak yang over care sampai saya yang sudah 52kg masih dibilang kurus dan harus makan lebih banyak lagi. Oke sip!

Lalu terjadilah sebuah kejadian... yang diawali dengan sebuah suara...

"Sopi... Sopi..." (dengan nada suara ala Banci)

Saya kaget, agak budeg emang. Tapi sepertinya nggak salah denger. Ninggalin martabak, ngecheck ke pagar. Raja juga keluar dari kamar dan saya berinisiatif lebih cepat untuk sampai pagar, karena seram sendiri, kalau beneran Banci yang ada di luar dan gangguin Raja, berabe!

Saya : Sambil jalan mendekat ke pagar dan memperhatikan, beneran Banci atau apa. Eh beneran Benceus cyin... Rambutnya panjang diiket kepang kuda. 
"Iya kenapa?"
Doi   : Sambil merokis alias merokok dan menopangkan satu tangan di dada.
"Kam kemarin yang naik mobil CRV putih yang muter di depan rumah kakak itu ya?"
Saya : Mulai feeling nggak enak.
"Iya."
Doi   : "Kok langsung pergi aja kemarin itu ya, abis nabrak pot bunga kami? Trus dipanggil-panggil juga nggak datang lagi. Nggak menghargai namanya kayak gitu..."

Ngomongnya lembut sih, nggak pake urat sama sekali. Eh eke lihat, si Raja ternyata di belakang eke! Waduuuh bahaya. Eke feeling nggak enak banget, mana si Raja cuma pake boxer lagi! Makin keki lah eke, sama situasinya.
Ckckckck tuh anak nggak bisa baca situasi lagi kalau kakaknya panik adiknya diliatin sama Banci. Hffff

Saya : "Oiya? Yaampun, sorry kemarin nggak keliatan. Temenku udah nanyain sih, ada pot bunga atau enggak, tapi aku nggak lihat, makanya kita jalan aja.Udah gitu, kaca mobilnya juga langsung ditutup, jadi aku kayaknya nggak denger kalau ada yang manggil."
Sambil berdoa semoga case close segera mungkin.
"Emang bunga apa yang ketabrak? Diganti aja ya bunganya?"
Doi  : "Bukan masalahnya bunganya sih, itu bunga murah-murahnya... Cuma kan nggak enak kayak gitu, nabrak terus pergi aja padahal rame kami disitu. Yaudah, kalau gitu kita ke rumah kakak itu aja, biar sama-sama enak. Minta maaf aja sama kakak itu yang punya rumah."
Saya : "Ada kakak itu sekarang? Yaudah, ayo."

Lalu Raja ngambil kunci pagar di rumah dan bukain pagar. Jadi selama ngobrol itu, kita ngobrolnya di antara pagar, saking saya takutnya sama species yang kayak gini. Pintu pagar dibuka, saya ambil sendal. Lalu pergi. Raja nggak ikut. Aman. 

(Saya pikir)

Eh. Ternyata si Raja ikut lagi nyusulin dari belakang. ZZZZ. Udah gue yang ketar-ketir, eh dia malah ngintilin. Tapi untung juga sih, dia bisa lancar bahasa Karo, dan lebih bisa beramah-tamah, sementara gue yang masih keki karena harus berpisah dengan martabak menggemaskan di rumah, dan udah ngantuk dan capek juga sih. In the end suara gue diwakilkan oleh Raja.
Singkat cerita, ngobrol sama si kakak yang punya rumah dan basa-basi tentang kejadian yang sebenernya dan halal-bihalal. Halah.
Dengan si empunya rumah case closed, lalu dia bilang, "Sebenernya yang nanem bunga itu mereka (mungkin maksudnya si Benceus) Yaa.. Say sorry aja ke mereka, biar enak juga." 
Hmm Males banget tapi harus. Okelah.
Raja  : "Kam yang tanam bunga itu ya Kak?" (Kak???? -______-)
Doi    : Senyum-senyum sambil melintir rambut. Untung aja jaraknya jauh. UNTUNG!
Saya  : "Sorry lah ya bunganya.. nanti kapan-kapan aku anter ganti potnya."
Doi    : "Okeey sayang..." Sambil centil-centil melintir rambutnya lagi

Saya merinding.
Jalan pulang.
Raja ketawa-ketawa sendiri.
Saya masuk rumah.
Raja nutup pagar.
Saya makan martabak lagi di depan TV dan berharap dapat melupakan peristiwa naas itu.
Raja masuk kamar lagi.

Hadeeeeh!

Kemudian saya cerita ke Mas Dyt tentang kejadian itu. Eh, dia ketawa-ketawa aja. Dan ternyata dia punya cerita sendiri. Dia pernah dipeluk dari belakang sama Benceus dan ngaku-ngaku kalau si Mas Dyt itu suaminya! Huahahahahah 
Antara geli dan jijay. Kasihan tapi.... Hahahahahahah

Tapi ya, setelah saya renung-renungkan menjelang tidur, kenapa Raja harus keluar dan saya harus duluan keluar? Mungkin itu yang namanya rasa saling melindungi antara kakak dan adik. Kakak tidak mau adiknya digangguin Banci, adik tidak mau kakaknya terlibat masalah sendiri dan berusaha membantu menyelesaikan. 




Omong-omong tentang brother & sister, Mas Dyt itu kan cuma punya 1 adik. Perempuan. Kita sempat ngobrolin tentang kakak yang protecting ke adiknya. Mas Dyt bilang, "Yaa... mungkin nanti aku juga digituin sama kakak-kakakmu." Hahahaha Yaaaa we'll see. Lalu bagaimanakah nanti ketika saya bertemu (sepertinya adiknya Mas Dyt juga ke Jogja lebaranan nanti) dengan adiknya? Hmm hmm hmm? Wish me luck! Hahahahaha

Hamil (Ep. 1)

H a lo... Sesuai janji saya di post sebelumnya, kali ini saya akan membahas tentang kehamilan saya secara lebih detail. Kapan ketahuann...