Thursday 11 August 2016

Profesional (Just a thought)

Beberapa hari belakangan ini saya suka menimbang-nimbang, baik menimbang yang real dan countable, yaitu menimbang berat badan (yang naik 0,7 kg dari terakhir sekali saya timbang), juga menimbang pikiran (tidak ada alat ukurnya). Pertimbangan saya yang terakhir menyangkut tentang karir sebenarnya, atau jika ditarik garis lurusnya sampai lurus sekali ke ujung bumi, inti dari pemikiran saya ini adalah tentang masa depan. Yang jauh. Berpuluh-puluh tahun ke depan. Apa profesi saya ke depannya?

Bukan berarti saya mau resign (lagi) loh :) Tapi kalau dikasih rejeki yang lebih baik lagi, saya pasti terima! Eheheh

Sebagai mahasiswi jurusan manajemen (yang murtad), saya pernah belajar tentang beberapa aspek yang mendukung profesionalisme, salah satunya adalah Komunikasi Profesional. Di diktat (fotokopy-an) yang saya pelajari, diterangkan tentang berbagai ciri dari seorang profesional dalam beberapa bab yang bisa dijadikan sebagai lookbook jika ingin berdandan ala profesional. (Tidak bermaksud sarkas) jenis pakaian, bahan celana, ikatan dasi, even model sepatu ada di diktat (fotocopy-an) tersebut. And....?

Menurut literatur, profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.

Individu --> Keahlian --> Dibayar 

Menurut pengalaman saya di beberapa instansi dan perusahaan, ada beberapa jenis pekerja (yang sampai saat ini saya belum tahu, apakah bisa digolongkan menjadi profesional sesuai dengan pengertian di atas atau tidak), yaitu :
1. Hired by his/her expertise
Lulus dari jurusan tertentu, pada umumnya jurusan teknik, accounting, dan bidang-bidang yang sekolahnya memang spesifik, seperti desain dan dokter.

2. Hired by company necessity
Lulusan dari semua jurusan, untuk memenuhi kebutuhan perusahaan akan pekerja, contohnya program Management Trainee, marketing (kebanyakan marketing diberikan target untuk dicapai dengan cara apapun, sehingga tidak perlu mempelajari bidang yang spesifik untuk menjadi tenaga marketing), serta beberapa posisi yang mengandalkan kekuatan tarik menarik alam semesta untuk bertemu dengan kandidat yang tepat untuk mengisinya, tepat seperti yang saya alami di seluruh sejarah pekerjaan saya selama ini. 

 Pada bidang jasa, menurut saya hampir semua bidang sesuai dengan pengertian profesional di atas, yaitu memiliki keahlian tertentu, dibayar untuk menggunakan keahlian tersebut. Keahlian seperti apa sih yang dimaksud? Keahlian yang didapatkan dari jalur pendidikan formal seperti sekolah, perkuliahan, kursus, sertifikasi keahlian, atau termasuk yang belajar sendiri alias otodidak? Misalnya, jasa seorang pengamen dibayar karena telah menghibur, apakah termasuk profesional atau tidak?  Pengamen jalanan yang benar-benar di jalanan atau lampu merah ya... Karena pengertian pengamen sekarang terkadang diberikan untuk orang-orang yang memang belajar musik dan menggelar pertunjukan, tetapi bertajuk ngamen.

Lagi-lagi ini hanya sebuah pemikiran saya, tidak ada kaitannya dengan literatur tertentu. Menurut saya sendiri, profesional tidak ada kaitannya dengan keahlian dan tingkatannya. Seberapa ahli Anda, sebanyak ada workshop dan sertifikasi yang Anda miliki, setinggi apa sekolah Anda, selama apa sudah menggeluti bidang tersebut, sedalam apa Anda memahami bidang tersebut. Profesional (lagi-lagi hanya menurut pandangan saya) lebih merujuk kepada hati dan ketekunan berbuat baik dan berguna bagi lingkungan dan sesama. Tidak merugikan orang lain, tidak mengambil hak orang lain, tidak menjatuhkan orang lain, tidak mengambil keuntungan pribadi, dan jujur terhadap penggunaan waktu. Saat ini, saya sedang tidak banyak pekerjaan, sehingga saya mempunyai waktu untuk menuliskan pemikiran ini. Apakah saya menghambat pekerjaan orang lain? Atau apakah saya merugikan perusahaan? Alhamdulilah sampai saat ini seluruh pekerjaan saya masih on track, dan ketika harvest datang nanti, kegiatan saya mungkin dua atau tiga kali lipat intensitasnya daripada saat ini.

Pekerjaan dan profesional menurut saya (lagi) merupakan dua sepupu yang berasal dari satu darah, namun bisa disubstitusi. Tidak harus memiliki keduanya, walaupun idealnya adalah ketika Anda mempunyai pekerjaan dan profesi di dalam wadah yang sama. Ayah saya adalah seorang penasehat hukum. Pekerjaannya adalah penasehat hukum, begitu juga dengan profesinya. Alangkah bahagia hidupnya.

Di kantor saya yang lama, ada seorang tenaga administrasi yang pekerjaannya (atau lebih tepatnya, job description-nya) adalah mengurus berkas administrasi pengajuan untuk berlangganan. Sepengamatan saya, sehari-hari yang dilakukan dari orang tersebut adalah berjualan baju online yang dibawa ke kantor, serta menawarkan barangbarang jualan yang lain, sering menghambat pekerjaan tim karena terlambat menginput data dan pernah cuti satu setengah bulan (Puji Tuhan tim tidak merasa kehilangan karena tidak ada bedanya dia datang ataupun tidak). Pertanyaannya, apakah orang tersebut profesional? Mendapatkan bayaran dari usaha yang tidak maksimal (lagi-lagi menurut saya), dan keahliannya adalah..... (saya masih mencari keahliannya sampai sekarang dan belum menemukan even one thing)

Me as employee, tidak mempunyai basic apapun di bidang yang saya jalani sebelumnya, tetapi saya mau dan saya belajar. Sekarang saya mempunyai pekerjaan, tetapi belum menjadi profesi saya. Saya diberikan bayaran untuk usaha saya menjalankan bagian roda perusahaan di bidang saya, dan Puji Tuhan masih ada yang mencari saya ketika saya tidak bisa hadir di kantor. 

Kembali ke pemikiran masing-masing orang lagi, apakah profesional menurut Anda?

   
 




No comments:

Post a Comment

Hamil (Ep. 1)

H a lo... Sesuai janji saya di post sebelumnya, kali ini saya akan membahas tentang kehamilan saya secara lebih detail. Kapan ketahuann...