Sunday 22 July 2018

Review Buku : The Happiness Project by Gretchen Rubin



One April day, on a morning just like every other morning, I had a sudden realization : I was in danger of wasting my life. As I stared out the rain-spattered window of a city bus, I saw that the years were slipping by. "What do I want from life, anyway?" I asked myself. "Well... I want to be happy." But I had never thought about what made me happy or how I might be happier.

Itu adalah sebuah paragraf dari buku The Happiness Project yang ditulis oleh Gretchen Rubin di lembar pendahuluannya. Dan... Pertanyaan yang sama juga yang saya pertanyakan ke diri saya sendiri selama bertahun-tahun, khususnya setelah melewati usia 25 tahun. Jawaban saya juga sama dengan si mbak Gretchen. Saya mau jadi bahagia, apa dan bagaimana pun caranya. Hehe siapa sih yang nggak mau hidup bahagia di dunia ini? Alasan untuk berbahagianya mungkin beda-beda untuk setiap orang ya...

So, awal cerita saya kenalan sama buku ini adalah dari sebuah review juga, sepertinya di blog. Atau saya iseng mampir di toko buku dan milih buku ini, sebenernya udah nggak begitu ingat lagi sih hehe. Dari catatan saya (saya selalu menuliskan tanggal pembelian setiap buku di halaman depannya) buku ini saya beli tanggal 2 September 2016. Sepertinya di Medan ya pada waktu itu. Belinya di Books and Beyond, harganya Rp 110.000. Jadi sepertinya saya belinya emang di Medan, karena saya beli di Books and Beyond hanya kalau di Medan. Kalau di kota lain mungkin di toko buku lain. Book and Beyond kalau di Medan adanya di Sun Plasa dan di Plasa Medan Fair. 

Balik lagi ke review bukunya, kalau saya sih suka banget ya buku ini. Bahasanya ringan, seperti bercerita dan banyak memang menceritakan tentang pengalaman pribadinya Gretchen dalam menjalani proses pencarian kebahagiaan di dalam hidupnya dia. Di dalam setiap chapter diceritakan tentang happiness project selama sebulan. Jadi buku ini berisi tentang project yang berhasil dilakukannya dalam setahun. Temanya berbeda setiap bulannya, mulai dari vitality, marriage, work, parenthood, friendship, money, attitude, sampai akhirnya happiness itu sendiri. 

Untuk orang yang sering menggebu-gebu seperti saya, juga sering kecewa berlebih kalau harapan dan targetnya nggak tercapai seperti saya, buku ini adalah semacam obat dan penenang ketika badai kekecewaan muncul melanda. Mungkin bagi orang yang hidupnya lebih santai kalau ada masalah, kalau ada orang yang nyebelin cuek-cuek aja, atau yang berpikiran kalau ini nggak cocok, yo wess masih ada yang lain, buku yang seperti ini mungkin nggak begitu penting. Eh apa penting juga ya? Haha saya nggak tau sih, tapi sih sepertinya begitu ☺

Kenapa saya bilang buku ini cocok buat orang yang gampang kecewa mendalam? Karena menurut pengalaman saya yang maunya banyak dan detail serta harus sesempurna yang saya bayangkan, buku ini menunjukkan banyak hal yang secara sederhana bisa disyukuri dan bahagia untuk hal-hal yang simpel, mengganti kekecewaan dengan menjadikannya cambuk untuk lebih belajar menghargai hidup dengan berbahagia. Misalnya, untuk mencapai kebahagiaan, Gretchen bercerita tentang feeling positif apa saja yang dia dapatkan dari fokus mencari sisi baik dari setiap tema yang difokuskannya setiap bulan. Untuk pekerjaan misalnya, tidak melulu tentang uangnya, dan untuk uang, tidak melulu tentang jumlahnya, tetapi alokasinya. Apakah alokasinya sudah cukup membuat Anda bahagia, atau hanya membeli karena gengsi duniawi?

Buku ini juga menjelaskan kalau bahagia itu dimulai dengan diri sendiri dan menghargai kebahagiaan diri sendiri. Karena itu tema vitalitynya dibuat di bab pertama. Vitality maksudnya disini tentang kebugaran tubuh, kesehatan mental dan pikiran, dan kehidupan yang lebih sehat dan seimbang. Setelah itu baru lanjut lagi ke tema-tema lainnya.



Saking sukanya dan terinspirasinya dengan buku ini, saya akhirnya membuat happiness project saya sendiri di tahun yang sama dengan pembelian buku. Selama sebulan saya posting kebahagiaan sederhana yang saya alami selama sebulan di Instagram. Saya posting tentang pengalaman saya hari itu, tentang foto teman-teman saya, tentang cita-cita yang membuat saya bersemangat, tentang quotes yang menurut saya bagus, dan tentu saja dimulai dengan foto selfie diri saya sendiri yang memutuskan untuk bahagia. Ajaib memang, saya seperti terbawa untuk berbahagia juga dalam setiap hari dalam sebulan itu. Saya juga belajar untuk berbahagia dengan lebih sederhana dan tulus. 



Sekarang saya taro buku ini dimana pun yang bisa tertangkap mata saya di rumah, jadi ketika saya mulai down atau stress, saya lihat aja si sampul buku dan mulai untuk memikirkan hal sederhana yang bisa membuat saya bahagia seketika, seperti : makanan sehat hehe

So, saya rekomen buku ini untuk dibaca oleh siapa saja yang suka membaca buku non fiksi, dalam Bahasa Inggris, suka belajar dari pengalaman orang lain dan suka berekperimen untuk lebih bahagia. Buku ini juga jadi Best Seller versi Newyork Times loh... Ternyata banyak yang suka seperti saya juga hahaha

No comments:

Post a Comment

Hamil (Ep. 1)

H a lo... Sesuai janji saya di post sebelumnya, kali ini saya akan membahas tentang kehamilan saya secara lebih detail. Kapan ketahuann...