Source : pinterest |
Dari dulu ya saya tuh suka berdebar-debar kalau lihat monstera. Padahal sejauh ini baru liat fotonya doang. Belum pernah ketemu aslinya. Serius. Tapi sesuka itu. Senaksir itu juga sampai kebayang-bayang daunnya yang hijau berbolong-bolong, seakan terkoyak dari batang daunnya, tapi mempesona banget. Duh, rasanya dalam 2 tahun belakangan ini saya kayak anak abege yang terkagum-kagum sama artis Korea. Magic yah!
Tadi malam saya iseng buka-buka Instagram, terus scroll scroll ternyata olshop tempat saya beli kaktus dan sukulen memposting monstera di salah satu fotonya. Duh! Langsung deg-degan lagi kan. Soalnya itu tokonya di Bali sini juga, agak jauh sih di Dalung tapi ya. Langsung saya tanya harganya berapa. Enggak lama dijawab, "Yang ukuran sedang 45 ribu, yang ukuran besar 50 ribu mba."
Wah, murah! Diluar ekspektasi saya yang awalnya mengira harganya ratusan ribu seperti postingan beberapa selebgram di Instagram. Padahal foto yang saya lihat, monsteranya lumayan banyak daunnya. Langsung deh beringsatan dan gemes, nanya suami, "Aku boleh beli taneman lagi nggak?" Ini nanyanya sambil degdegan, soalnya tanaman yang sebelumnya, si kaktus dan si sukulen berakhir tragis di tangan saya huaaa kasihan mereka tersiram banyak banget sama saya sampai akarnya busuk. Hiks.
Jadi udah kebayang sih kalau dapat jawaban "Nggak boleh." dari bapak suami. Huuuu
Eh terus ditanya, "Yang mana tanamannya? Harganya berapa?" Terus saya tunjukin deh, "Ini loh monstera, yang bolong-bolong daunnya." Sambil nunjukin fotonya. "Hah? Kok daunnya begitu? Nggak sehat kali itu? Atau hasil rekayasa genetika ya?"
Zzzzz drop deh ah. Hahahaha. Eh tapi untungnya ditanya begitu, saya yang dari dulu cuma mengagumi si monstera dari wujudnya ini, jadi tergelitik untuk cari tau asal usul dan sejarahnya, kenapa sih si tanaman daun yang cantik ini wujudnya bisa unik begitu?
Source : pinterest |
Ternyata, setelah melakukan penelusuran di mbah gugel, saya tau lah (sedikit) kalau si monstera ini adalah tanaman yang hidup di daerah tropis, awalnya di Mexico, dekat dengan Panama. Jangan tanya saya itu dimana dan bagaimana, karena saya juga belum pernah kesana hahaha ☺Di bayangan saya, kalau tropis ya seperti Indonesia, udaranya sejuk, tidak kering, kadar hujannya masih ok lah dibanding daerah gurun. Ini bayangan saya loh ya. Nanti kalau saya sudah ke Mexico mungkin nanti saya ceritain lagi gimana disananya hahahaha
Asal dari nama monstera sendiri itu dari kata monstrous, bahasa Latin, yang artinya adalah upnormal. Ini karena daunnya punya bolong-bolong yang membuatnya seperti tidak normal. Monstera ini ternyata bisa sampai tinggi banget loh, 20 meteran gitu pohonnya. Jadi dia ini akarnya bisa nancep ke tanah, bisa juga di udara terbuka. Keduanya jadi penopang hidup si monstera untuk dapat makanannya.
Source : pinterest |
Walaupun di asalnya mereka ini adanya di lingkungan yang terbuka, sekarang monstera dijadikan sebagai tanaman hias di dalam rumah. Yang paling terkenal adalah monstera deliciosa, dari fotonya sih yang saya naksir dari dulu itu si jenis ini. Saya juga baru tau kalau si monstera ini juga dibudidayakan untuk buahnya. Katanya sih rasanya mirip antara perpaduan pisang dan nenas. Hmm pengen nyobain kan jadinya hehehe ☺
Cara perawatan si cantik ini juga sebenernya nggak begitu merepotnya. Sama halnya dengan si sukulen dan kaktus yang periode siramnya cuma butuh ketika benar-benar sangat kering saja. Bisa sekali seminggu, 2 kali seminggu, tergantung tingkat kelembaban udara yang membuat tanahnya cepat kering. Nah, kalau si sukulen kemarin itu saya memang coba-coba banget sih menyiramnya terlalu banyak. Saya punya sukulen juga si Kabanjahe, tapi saya taro diluar ruangan dan tanahnya bergabung dengan tanaman lainnya. Di petakan taman kecil itu yang tiap hari memang saya siram, dia numbuh aja tuh. Tergolong cepat juga pertumbuhannya, tunas baru dan anakannya cepat keluar dari tanah yang sama. Kalau yang sekarang ini, sukulennya saya taruh di dalam wadah kaca bekas akuarium. Jadi sepertinya air yang saya siramkan itu terperangkap di dalam saja, yang membuat akar tanamannya jadi busuk. Intinya sih tetap salah saya yang menyiramnya kebanyakan. Maafkan saya ya sukulen... Si sukulen ini meninggalkan beberapa helai daun yang sampai sekarang masih terlihat hijau. Semoga mereka bisa menggantikan si inang sukulen itu ya ☺
Source : pinterest |
Balik lagi ke monstera, bedanya perawatan si monstera ini adalah dia akan cepat menumbuhkan tunas baru yang akan menjadi jalar daun yang baru. jadi kalau mau dia numbuhnya beberapa helai daun saja untuk satu pot, boleh dipotong deh sisanya. Untuk lokasinya juga masih boleh di dalam rumah, selama mendapatkan cahaya sinar matahari yang cukup. Di luar rumah juga boleh, selama tidak terjemur sinar matahari selama 24 jam di tempat gersang gitu. Cukup mudah kan merawatnya? Pokoknya kalau merawatnya benar, tanaman ini masih bisa jadi properti foto untuk Instagram kok. Lagi hits kan sekarang hehehe
Ok deh, sekian dulu sekilas tentang si tanaman pujaan hati ini. Saya akan terus cari tau lebih banyak lagi tentang cara menumbuhkan dan merawatnya supaya punya bekal untuk melamarnya untuk jadi hiasan di rumah saya. Doakan saya ya biar dapat approval dari bapak suami untuk adopt tanaman lagi. Kan seru jadinya rumahnya banyak taneman hidup. Soalnya selama ini yang di dalam rumah selalu tanaman plastik sih...
No comments:
Post a Comment