Analoginya begini :
Makan berdua bersama Haikal, masing-masing memesan 1 set bento. Ketika Haikal sudah menghabiskan jatah makanannya, gue baru menghabiskan kurang dari setengah makanan gue, dan sudah merasa kenyang. Akhirnya gue memberikan makanan gue kepada Haikal untuk dia dihabiskan.
Mungkin sepulangnya ke rumah, dua jam atau 3 jam berikutnya, gue akan merasa lapar kembali karena hanya makan sedikit di jam makan malam tadi. Bisa saja muncul pikiran seperti ini, "Coba tadi gue habiskan makanan gue sendiri dan tidak membaginya dengan Haikal, mungkin sekarang gue tidak akan kelaparan."
Ketika muncul pikiran seperti itu, dan semakin lama gue pikirkan, keadaan perut gue akan tetap kosong, atau bahkan dapat menimbulkan sakit perut karena maag yang kambuh. Bukankah lebih baik gue mencari makanan lain, membuat mie instan atau minum air putih sebanyak-banyaknya, atau makan cemilan untuk mengenyangkan perut gue yang keroncongan?
Yang gue mau bilang disini adalah, life must go on. Cliche, sudah sering dikumandangkan dimana-mana dan oleh mungkin oleh siapa saja. But see, maknanya sering tidak dicerna, sampai akhirnya terlupa. Ketika sampai di sebuah titik, berjalanlah terus. Never look back or regret whatever decision that you had made. Start over and over again, until we grab another point there, in the future.
I hope you all a beautiful day, a new spirit, a new fighting spirit, and always have a well minded to the plan of God.
God bless you!
No comments:
Post a Comment