Wednesday 8 June 2016

Percakapan Bodoh (Jilid 2)

Halo! *lambai-lambai*
Kembali lagi dengan tulisan yang bertajuk : Percakapan Bodoh yang luar biasa sukses bikin saya geleng-geleng kepala. Apakah akan terjadi kepada pembaca yang budiman juga????? (geleng-gelengnya)

1. Makan Traktor
Pemeran utama  : Silvia & Dytha
Setting layar      : Pemandangan sawah di desa
Pemeran pendukung : Bapak Tani, Ibu Tani, pupuk urea, NPK, humus sebagai media tanam, buah jeruk, biji buah jeruk, air hujan, cangkul, dan traktor.
Backsound         :  Suara air sungai mengalir dan cicitan burung pipit

Silvia : Orang jaman dulu (waktu kita masih kecil) katanya kalau nelen biji buah, bakal tumbuh pohonnya dari perutnya ya.
Dytha : Nah itu, itu cara orang tua dulu untuk ngajarin anaknya supaya nggak maruk, jadi nggak makan semua-semuanya, sampai biji buah juga.
Silvia  : Iya juga sih, bener. Padahal ya, kalau dipikir-pikir, nggak mungkin lah tumbuhan bisa hidup dari perut. Kan nggak ada tanahnya. Tapi enak juga ya kalau bisa numbuhin tumbuhan dalam perut, jadi kan nggak perlu makan lagi, bisa kenyang terus. Berarti harus makan pupuk urea dan NPK dulu supaya bisa subur tanamannya.
Dytha : Wah iya, supaya dia bisa numbuh, pertama-tama harus makan humus dulu, supaya ada media tanamnya. Kalau nggak, dia nggak bisa tumbuh dong
Silvia : Hahahahaha iya bener juga. Berarti harus ada media tanamnya dulu ya, baru bisa tumbuh subur pakai pupuk. Tapi yang ngerjain lahannya siapa ya?
Dytha : Nah itu, berarti harus makan petani juga kalau gitu. Biar ada yang ngerjain lahannya di dalam perut
Silvia : Wahahahahaha terus pak taninya ngerjain lahannya pakai apa dong? Harus makan cangkul juga dong ya?
Dytha : Udah, nggak usah repot-repot. Makan traktor aja sekalian
Silvia : Hahahahahahahaha terus nanti kalau udah panen, mau dibikin jadi bahan makanan, pakai apa dong mereka prosesnya?
Dytha : Ya elah, gampang. Kamu makan oven lah itu sekalian

Oke sip, makan oven!


2. Gado-gado Skippy
Pemeran utama : Silvia & Dytha
Setting layar     : Dapur
Pemeran pendukung : Ibu-ibu penjual ayam goreng
Backsound       : Tidak pakai backsound

Preambule :
Silvia menderita sakit perut (diare) karena makan gado-gado di kantor siangnya. Disinyalir karena makanan kurang higienis dan perut cupu Silvia tidak mampu menahan gejolak tersebut. Pada malam harinya, Silvia harus makan makanan yang bersih dan dimasak sendiri di rumah.

Silvia : Aku mau masak pasta. Pakai telur, campur keju, sama oregano.
Dytha : Langsung
Silvia : Hmmm tau nggak, tadi aku kepikirannya apa coba? Mau taburin meses di atas pastanya
Dytha : Wah... Ide yang bagus itu
Silvia : Iya, soalnya tadi pas buka lemari, ngeliat ada meses
Dytha : Iya, coba aja. Nanti kasi tau aku rasanya ya
Silvia : Wahahhahaa nggak kebayang, rasanya gimana ya?
Dytha : Nah itu, rasanya pasti luar biasa. Coba juga pakai Nutella coba. Pasta pakai Nutella. Nah, itu pasti menarik kalau dijual. Coba kamu bikin hak patennya dulu, itu bakal jadi ide yang luar biasa
Silvia : Tapi kan kamu mau jadi tester pertama, jadi kamu harus nyobain juga dong
Dytha : Yaudah, nanti aku makan ayam goreng, aku bilangin ke Ibunya, aku bawa Nutella sendiri. Minta Ibunya masakin pakai Nutella. Ayam goreng dicocol Nutella. Nanti aku bilang Ibunya juga kalau ini rahasia kita, jangan sampai Ibunya bilang ke siapa-siapa tentang rahasia ini.
Silvia : Wahahahaha ide yang bagus itu
Dytha : Atau, kamu ada ide apa lagi? Ada apa lagi bahan yang kamu punya?
Silvia : Hmmm apa ya.... Ada tepung sih ini, tepung untuk bikin tempe goreng
Dytha : Nah, bisa itu. Bikin pasta crispy. Spaghetty crispy. Bisa banget lah. Hmmm atau... Pakai skippy!
Silvia : Wahahahaha skippy bumbu kacang
Dytha : Iya kan, variasi terbaru lagi. Pasta pakai skippy
Silvia : Wah, harusnya tadi aku makan gado-gado pakai bumbu Skippy aja ya, gantinya si bumbu kacang
Dytha : Nah iya harusnya kayak gitu tadi, gado-gado pakai Skippy
Both   : Hahahahahaha


(Bersambung...)

No comments:

Post a Comment

Hamil (Ep. 1)

H a lo... Sesuai janji saya di post sebelumnya, kali ini saya akan membahas tentang kehamilan saya secara lebih detail. Kapan ketahuann...