Tuesday, 28 June 2016

Brother & Sister

Heloow (ngomong ala banci)



Huahahahahah! Geli ya?! Tapi ini ada kaitannya sama Banci, beneran!

Jadi ceritanya, minggu lalu (lagi-lagi) Om Teguh malakin kita untuk nemenin dia dengan kesendiriannya. Yasudah, karena setiap hari sudah merengek ngajakin nonton, akhirnya pergilah kita bertiga sama Gelora juga nonton Finding Dory. Sweet banget kan? Hahaha
Pulang nonton hampir setengah 10 malam, langsung pulang dianterin sama dia juga. Nah, pas udah mau sampai rumah, dia mesti muter balik kan di tempat muter yang notabene adalah halamannya rumah orang yang nggak ada pagernya. Pas muter itu, dia bilang, "Ha, coba liat disampingmu ada pot bunga nggak?" Saya sambil ngantuk-ngantuk buka kaca, ngeliat sekilas ke bawah. "Nggak ada Om." Lalu dia jalan lagi. "Krek." Nah loh, suara apa tuh? Saya yang males ngecheck akhirnya diem aja dan langsung pulang dan masuk rumah.

Beberapa hari kemudian....

Di rumah pas ada Bapak, Raja, Fauzan dan saya. Mereka baru pulang dan lagi beres-beres, ada yang mandi, ada yang masuk kamar, ada yang ngangkutin berkas dari mobil dan beres-beres di meja. Saya? Lagi makan martabak! Hahaha indahnya hidup punya Bapak yang over care sampai saya yang sudah 52kg masih dibilang kurus dan harus makan lebih banyak lagi. Oke sip!

Lalu terjadilah sebuah kejadian... yang diawali dengan sebuah suara...

"Sopi... Sopi..." (dengan nada suara ala Banci)

Saya kaget, agak budeg emang. Tapi sepertinya nggak salah denger. Ninggalin martabak, ngecheck ke pagar. Raja juga keluar dari kamar dan saya berinisiatif lebih cepat untuk sampai pagar, karena seram sendiri, kalau beneran Banci yang ada di luar dan gangguin Raja, berabe!

Saya : Sambil jalan mendekat ke pagar dan memperhatikan, beneran Banci atau apa. Eh beneran Benceus cyin... Rambutnya panjang diiket kepang kuda. 
"Iya kenapa?"
Doi   : Sambil merokis alias merokok dan menopangkan satu tangan di dada.
"Kam kemarin yang naik mobil CRV putih yang muter di depan rumah kakak itu ya?"
Saya : Mulai feeling nggak enak.
"Iya."
Doi   : "Kok langsung pergi aja kemarin itu ya, abis nabrak pot bunga kami? Trus dipanggil-panggil juga nggak datang lagi. Nggak menghargai namanya kayak gitu..."

Ngomongnya lembut sih, nggak pake urat sama sekali. Eh eke lihat, si Raja ternyata di belakang eke! Waduuuh bahaya. Eke feeling nggak enak banget, mana si Raja cuma pake boxer lagi! Makin keki lah eke, sama situasinya.
Ckckckck tuh anak nggak bisa baca situasi lagi kalau kakaknya panik adiknya diliatin sama Banci. Hffff

Saya : "Oiya? Yaampun, sorry kemarin nggak keliatan. Temenku udah nanyain sih, ada pot bunga atau enggak, tapi aku nggak lihat, makanya kita jalan aja.Udah gitu, kaca mobilnya juga langsung ditutup, jadi aku kayaknya nggak denger kalau ada yang manggil."
Sambil berdoa semoga case close segera mungkin.
"Emang bunga apa yang ketabrak? Diganti aja ya bunganya?"
Doi  : "Bukan masalahnya bunganya sih, itu bunga murah-murahnya... Cuma kan nggak enak kayak gitu, nabrak terus pergi aja padahal rame kami disitu. Yaudah, kalau gitu kita ke rumah kakak itu aja, biar sama-sama enak. Minta maaf aja sama kakak itu yang punya rumah."
Saya : "Ada kakak itu sekarang? Yaudah, ayo."

Lalu Raja ngambil kunci pagar di rumah dan bukain pagar. Jadi selama ngobrol itu, kita ngobrolnya di antara pagar, saking saya takutnya sama species yang kayak gini. Pintu pagar dibuka, saya ambil sendal. Lalu pergi. Raja nggak ikut. Aman. 

(Saya pikir)

Eh. Ternyata si Raja ikut lagi nyusulin dari belakang. ZZZZ. Udah gue yang ketar-ketir, eh dia malah ngintilin. Tapi untung juga sih, dia bisa lancar bahasa Karo, dan lebih bisa beramah-tamah, sementara gue yang masih keki karena harus berpisah dengan martabak menggemaskan di rumah, dan udah ngantuk dan capek juga sih. In the end suara gue diwakilkan oleh Raja.
Singkat cerita, ngobrol sama si kakak yang punya rumah dan basa-basi tentang kejadian yang sebenernya dan halal-bihalal. Halah.
Dengan si empunya rumah case closed, lalu dia bilang, "Sebenernya yang nanem bunga itu mereka (mungkin maksudnya si Benceus) Yaa.. Say sorry aja ke mereka, biar enak juga." 
Hmm Males banget tapi harus. Okelah.
Raja  : "Kam yang tanam bunga itu ya Kak?" (Kak???? -______-)
Doi    : Senyum-senyum sambil melintir rambut. Untung aja jaraknya jauh. UNTUNG!
Saya  : "Sorry lah ya bunganya.. nanti kapan-kapan aku anter ganti potnya."
Doi    : "Okeey sayang..." Sambil centil-centil melintir rambutnya lagi

Saya merinding.
Jalan pulang.
Raja ketawa-ketawa sendiri.
Saya masuk rumah.
Raja nutup pagar.
Saya makan martabak lagi di depan TV dan berharap dapat melupakan peristiwa naas itu.
Raja masuk kamar lagi.

Hadeeeeh!

Kemudian saya cerita ke Mas Dyt tentang kejadian itu. Eh, dia ketawa-ketawa aja. Dan ternyata dia punya cerita sendiri. Dia pernah dipeluk dari belakang sama Benceus dan ngaku-ngaku kalau si Mas Dyt itu suaminya! Huahahahahah 
Antara geli dan jijay. Kasihan tapi.... Hahahahahahah

Tapi ya, setelah saya renung-renungkan menjelang tidur, kenapa Raja harus keluar dan saya harus duluan keluar? Mungkin itu yang namanya rasa saling melindungi antara kakak dan adik. Kakak tidak mau adiknya digangguin Banci, adik tidak mau kakaknya terlibat masalah sendiri dan berusaha membantu menyelesaikan. 




Omong-omong tentang brother & sister, Mas Dyt itu kan cuma punya 1 adik. Perempuan. Kita sempat ngobrolin tentang kakak yang protecting ke adiknya. Mas Dyt bilang, "Yaa... mungkin nanti aku juga digituin sama kakak-kakakmu." Hahahaha Yaaaa we'll see. Lalu bagaimanakah nanti ketika saya bertemu (sepertinya adiknya Mas Dyt juga ke Jogja lebaranan nanti) dengan adiknya? Hmm hmm hmm? Wish me luck! Hahahahaha

Saturday, 25 June 2016

Loving Disney That Much

Happy Sunday!

Hari Minggu pagi males-malesan karena cranky masih kurang tidur, tapi panas banget diluar dan nggak bisa tidur lagi. Niat awal beres-beres rumah, end up with streaming Disney songs (again). Sambil dengerin soundtrack The Little Mermaid, buka laptop, dan mulai nulis (karena nggak tau mau ngapain lagi) 

Alibi doang ini udah hahaha. Padahal (seperti biasa) ada beberapa hal yang lagi dipikirin, seperti :
- Ketemu temen-temen SD minggu lalu, bikin PR tentang passion dan masa depan, pergumulan pencarian pasangan hidup (ceileh) dan tentang cara untuk bahagia dan bersyukur selama. Ok ok, I'm on my way to that.
- Ketemu temen-temen S2 kemarin, bikin PR tentang cra nyelesein si kuliah yang mandeg (satu angkatan mandeg) dan kerinduan untuk kuliah yang beneran sistematis. Juga PR tentang masa depan yang katanya si newly wed bikin surprise tapi in the end tetep balik ke rumah juga, dan tentang perhelatan pernikahan yang heboh dan simple, ribet-ribetnya dan 'drama'nya. Hmm
- Ketemu temen-temen kantor tiap hari, bikin PR tiap hari. Nggak kelar-kelar.
- Ketemu keluarga yang jarang-jarang, bikin PR tentang list makanan hahahaha

Tinggal ketemu the charming prince ini aja yang belom hahahaha

Have a good random Sunday, everyone. Semoga harimu tidak serandom pikiran saya hari ini. Ada amin, saudara?

Monday, 13 June 2016

So, last night we had our routine phone call and talked about some random thing as usual. Suddenly he talk about a topic that (ashamedly) I could not remember and then speak about this verse :

Lukas 3:4-6

Seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan." 


All that I can do is googling about the complete version and find it so beautiful and thoughtful, and I feel so blessed :")


 



Wednesday, 8 June 2016

Percakapan Bodoh (Jilid 2)

Halo! *lambai-lambai*
Kembali lagi dengan tulisan yang bertajuk : Percakapan Bodoh yang luar biasa sukses bikin saya geleng-geleng kepala. Apakah akan terjadi kepada pembaca yang budiman juga????? (geleng-gelengnya)

1. Makan Traktor
Pemeran utama  : Silvia & Dytha
Setting layar      : Pemandangan sawah di desa
Pemeran pendukung : Bapak Tani, Ibu Tani, pupuk urea, NPK, humus sebagai media tanam, buah jeruk, biji buah jeruk, air hujan, cangkul, dan traktor.
Backsound         :  Suara air sungai mengalir dan cicitan burung pipit

Silvia : Orang jaman dulu (waktu kita masih kecil) katanya kalau nelen biji buah, bakal tumbuh pohonnya dari perutnya ya.
Dytha : Nah itu, itu cara orang tua dulu untuk ngajarin anaknya supaya nggak maruk, jadi nggak makan semua-semuanya, sampai biji buah juga.
Silvia  : Iya juga sih, bener. Padahal ya, kalau dipikir-pikir, nggak mungkin lah tumbuhan bisa hidup dari perut. Kan nggak ada tanahnya. Tapi enak juga ya kalau bisa numbuhin tumbuhan dalam perut, jadi kan nggak perlu makan lagi, bisa kenyang terus. Berarti harus makan pupuk urea dan NPK dulu supaya bisa subur tanamannya.
Dytha : Wah iya, supaya dia bisa numbuh, pertama-tama harus makan humus dulu, supaya ada media tanamnya. Kalau nggak, dia nggak bisa tumbuh dong
Silvia : Hahahahaha iya bener juga. Berarti harus ada media tanamnya dulu ya, baru bisa tumbuh subur pakai pupuk. Tapi yang ngerjain lahannya siapa ya?
Dytha : Nah itu, berarti harus makan petani juga kalau gitu. Biar ada yang ngerjain lahannya di dalam perut
Silvia : Wahahahahaha terus pak taninya ngerjain lahannya pakai apa dong? Harus makan cangkul juga dong ya?
Dytha : Udah, nggak usah repot-repot. Makan traktor aja sekalian
Silvia : Hahahahahahahaha terus nanti kalau udah panen, mau dibikin jadi bahan makanan, pakai apa dong mereka prosesnya?
Dytha : Ya elah, gampang. Kamu makan oven lah itu sekalian

Oke sip, makan oven!


2. Gado-gado Skippy
Pemeran utama : Silvia & Dytha
Setting layar     : Dapur
Pemeran pendukung : Ibu-ibu penjual ayam goreng
Backsound       : Tidak pakai backsound

Preambule :
Silvia menderita sakit perut (diare) karena makan gado-gado di kantor siangnya. Disinyalir karena makanan kurang higienis dan perut cupu Silvia tidak mampu menahan gejolak tersebut. Pada malam harinya, Silvia harus makan makanan yang bersih dan dimasak sendiri di rumah.

Silvia : Aku mau masak pasta. Pakai telur, campur keju, sama oregano.
Dytha : Langsung
Silvia : Hmmm tau nggak, tadi aku kepikirannya apa coba? Mau taburin meses di atas pastanya
Dytha : Wah... Ide yang bagus itu
Silvia : Iya, soalnya tadi pas buka lemari, ngeliat ada meses
Dytha : Iya, coba aja. Nanti kasi tau aku rasanya ya
Silvia : Wahahhahaa nggak kebayang, rasanya gimana ya?
Dytha : Nah itu, rasanya pasti luar biasa. Coba juga pakai Nutella coba. Pasta pakai Nutella. Nah, itu pasti menarik kalau dijual. Coba kamu bikin hak patennya dulu, itu bakal jadi ide yang luar biasa
Silvia : Tapi kan kamu mau jadi tester pertama, jadi kamu harus nyobain juga dong
Dytha : Yaudah, nanti aku makan ayam goreng, aku bilangin ke Ibunya, aku bawa Nutella sendiri. Minta Ibunya masakin pakai Nutella. Ayam goreng dicocol Nutella. Nanti aku bilang Ibunya juga kalau ini rahasia kita, jangan sampai Ibunya bilang ke siapa-siapa tentang rahasia ini.
Silvia : Wahahahaha ide yang bagus itu
Dytha : Atau, kamu ada ide apa lagi? Ada apa lagi bahan yang kamu punya?
Silvia : Hmmm apa ya.... Ada tepung sih ini, tepung untuk bikin tempe goreng
Dytha : Nah, bisa itu. Bikin pasta crispy. Spaghetty crispy. Bisa banget lah. Hmmm atau... Pakai skippy!
Silvia : Wahahahaha skippy bumbu kacang
Dytha : Iya kan, variasi terbaru lagi. Pasta pakai skippy
Silvia : Wah, harusnya tadi aku makan gado-gado pakai bumbu Skippy aja ya, gantinya si bumbu kacang
Dytha : Nah iya harusnya kayak gitu tadi, gado-gado pakai Skippy
Both   : Hahahahahaha


(Bersambung...)

Hamil (Ep. 1)

H a lo... Sesuai janji saya di post sebelumnya, kali ini saya akan membahas tentang kehamilan saya secara lebih detail. Kapan ketahuann...