Wednesday, 2 December 2015
My Biggest Fear
I dont know, mungkin gue yang kelewat capek akhir-akhir ini atau apa, tapi gue sensitif banget sekarang, apalagi yang menyangkut tuduh-tuduhan. Kesannya kaya nyalah-nyalahin, instead of build something better.
Jadi ceritanya, gue bantuin jadi panitia Natal untuk kampus, tapi ya namanya orang kerja kan ada aja kesibukannya dan entah ada angin apa tiba-tiba kantor gue kayak kebanjiran supplier dan order 2 minggu terakhir ini dan mau nggak mau mesti pulang malam dan sabtu pun masuk,
Adalah gue yang kalau capek maunya anteng aja, kalaupun harus meeting lagi ngurusin ini itu, maunya adem ayem aja ngga usah pake urat apalagi nyecer. Gue pula yang dicecer dengan kata-kata : "Semua orang juga punya kesibukan dan kerjaan."
Duh, salah bangetlah ngomong sama gue dengan keadaan kayak gini. Gue diemin awaknya, gue cuekin, gue kurangi intensitas gue ngobrol di group dan ketemu banyak orang dan hanya berkoordinasi dengan beberapa orang tertentu dan straight to the point dengan urusan yang perlu kita kelarin. Eh, tadi ya pas gue nelf baik-baik mau report ini itu segala macem, ada lah yang gue dimarah-marahin ini itu segala macem dan bilang 'tidak bisa kerja karena nungguin gue'.
Aduuuhhhh upik...................................................
Makin salah lah ngomong kayak gitu ke gue, dan langsunglah itu telfon gue tutup dan gue berkoar-koar kayak caleg lagi kampanye di group.
Gue minta mundur dari kepanitiaan.
Dengan alasan, kalau lo nggak bisa percaya sama gue, jangan harepin gue.
Dan ini untuk Natal. Pelayanan. Lo nggak usah pointing gue macam-macam, apalagi kalau lo belumpun ngerjain sejauh apa yang gue kerjain.
Nggak ada sukacita gue jadinya. Dan lalu group pun heboh.
Meniup-niupkan angin surga supaya gue tenang.
"Silvia adalah alasan saya masih ada di kepanitiaan ini."
"Silvia adalah orang yang selalu nyemangatin kita dengan emoticon lengannya."
"Silvia ini itu bla bla bla bla bla bla"
"Silvia nanti kita kerjakan bersama-sama ya sampai akhir."
"Jangan menyerah Silvia."
Dikira gue mau melahirkan kali dikasi semangat segala.
Yah begitulah, akhirnya kepala gue panas, kaki gue dingin, hidung srot srotan, mata mendidih (gue nangis di toilet kantor aja gitu. Cupu bgt payah!), males ngapa-ngapain, mau liat hape aja ogah-ogah takut. Tipikal gue kalo lagi emosi.
Dan gue nggak suka kalo gue emosi.
Gue paling nggak suka pas gue emosi yang nggak bisa gue tahan.
Gue paling nggak suka orang lain bikin gue emosi untuk hal yang nggak seharusnya dan gue nggak bisa kontrol ybs untuk nggak bikin gue emosi.
Dan, gue kalo udah emosi gue males ngapa-ngapain.
Dan terakhir, gue takut kalo gue emosi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hamil (Ep. 1)
H a lo... Sesuai janji saya di post sebelumnya, kali ini saya akan membahas tentang kehamilan saya secara lebih detail. Kapan ketahuann...
-
Company name : Best Friends Forever Board of Director : Ika Pratiwi, SIA, RFP Putra Ilham Madjid, SIA. ...
-
Perjalanan ke Pantai Melasti bisa dibilang perjalanan yang paling santai dan tidak terencana. Pulang kerja di hari Sabtu (iya, suami saya k...
No comments:
Post a Comment